Review D’Omah Kampoeng Kraksaan Probolinggo
Review D’Omah Kampoeng Kraksaan Probolinggo.
Assalamu’alaikum pembaca sepradik, semoga sehat semua ya. Sudah weekend aja ya, yang libur sabtu minggu berarti sudah mulai liburan ya, horray! 🙂
Kalo yang liburnya nggak tentu kayak mas suami, ya dinikmatin aja sih, hehe. Tapi Alhamdulillah, besok minggu mas suami juga libur, yang berarti tarik napas lega buat saya karena ada yang bantu jaga krucils (malah curhat, haha).
Hari ini saya dan krucils menemani mas suami latihan futsal di Kraksaan. Berhubung berangkatnya nebeng teman kerja mas suami, akhirnya kita pun makan di tempat yang sama. Kali ini kami makan di D’Omah Kampoeng Kraksaan, yang terletak di Kandangjati Kulon, Kraksaan, dekat daerah rumah sakit Waluyo Jati Kraksaan. Jam buka 10.00 sampai dengan 22.00. Untuk yang mau detailnya, ini google mapsnya: https://g.co/kgs/j2vgXK
Untuk kamu yang penasaran, saya tuliskan sedikit review dari saya ya, check it out!
- Tampilan
Kalo dari segi penampilan, warung makan ini kece banget menurut saya, instagramable sekali. Tampilan warungnya gaya-gaya vintage retro (semoga nggak salah), dindingnya disusun dengan batu bata kecoklatan dan putih. Selain itu ada sepeda tua yang ikut jadi pajangan. Ada juga beberapa koleksi foto jaman dulu yang jadi pajangan. Kalo si Abang senang dengan pajangan koleksi mobil mininya, soalnya sama dengan yang ada di film kartun yang pernah ditonton, Marsha and The Bear, haha. Kursi dan mejanya terbuat dari kayu yang diberi nuansa cokelat. Lalu di sudut rumah makannya, ada semacam bar yang pengunjung bisa leluasa untuk melihat kalau pelayan sedang beraksi membuat teh tarik. Jadi kalau kamu suka retro style atau mau reuni mengenang masa-masa retro style jadi idola, mungkin cocok ke warung ini. Sayangnya musik yang diperdengarkan musik jaman kini, coba kalau musiknya ikutan retro, mungkin lebih menarik dan kesan retronya semakin kental.

Tampilan d’omah kampoeng keseluruhan

Kursi, sepeda dan pajangan foto di salah satu sudut.

Pajangan foto di sisi lain.

Ngopi cuy!

Hiasan mobil mini yang si Abang suka.

Penyajian teh tarik.
- Menu

Menu minuman.

Menu makanan.
Setelah tampilan, ini nih yang paling penting. Percuma tampilan keren, masakannya nggak enak. Untuk menu, kayaknya tidak ada menu istimewa. Menunya sama saja seperti menu masakan di kebanyakan rumah makan di Probolinggo sini. Pecel, lalapan ayam kampung, rawon, soto ayam, bubur ayam, nasi goreng, iga bakar, nasi goreng, dan lainnya. Untuk yang doyan nyemil, ada pilihan burger, nuget, kebab, roti maryam, tahu krispi, piscok, dan lainnya. Untuk minuman ada aneka teh, teh tarik, lemon tea, kopi vietnam, sinom, milkshake, dan lainnya. Seperti yang saya tulis di atas, pengunjung bisa lihat pramusajinya beraksi saat membuat teh tarik. Untuk menu sih, standar ya, kelebihannya di d’omah kampoeng ada banyak pilihan camilan.
- Harga
Ini emak-emak yang paling aware nih, haha. Untuk harga masih standar lah ya, dengan suasananya, harganya masih bersahabat. Harga termahal hanya 20 ribu untuk lalapan ayam kampung. Nasi putih 4 ribu, makanan termurah, ketan bubuk 5 ribu rupiah. Nasi pecel hanya 7 ribu rupiah. Bubur ayam 12 ribu, tahu krispi hanya 6 ribu. Kalo untuk minuman, minuman termahal adalah milkshake, dibandrol 14 ribu, sementara kopi vietnam hanya 10 ribu. Teh tarik 8 ribu. Paling murah es teh atau teh hangat hanya 4 ribu. Menurut saya untuk harga masih bersahabat, tidak terlalu jauh dari warung biasa, cuma suasananya lebih apik. Selain itu di sini juga disediakan free wifi.
- Rasa
Untuk rasa, menurut saya masih perlu dikembangkan lagi (sok banget ya bahasanya). Kami memesan es lemon teh, es teh tarik. Untuk lemon tehnya menurut saya terlalu asem, sedangkan teh tariknya agak pahit. Tapi saya juga nggak tahu sih, aslinya rasa lemon teh dan teh tarik itu bagaimana, soalnya kalau selera saya masih kurang srek. Sedangkan makanannya kami pesan nasi goreng, bubur ayam, dan tahu krispi. Tahu krispinya enak, nasi goreng dan bubur ayamnya lumayan. Bukan nggak enak lho ya, tapi menurut saya masih bisa dikembangkan lagi. Tapi masih okelah menurut saya, karena ini tergantung selera.

Bubur ayam mertua ala D’omah kampoeng.

Nasi goreng d’omah kampoeng.

Tahu krispi ala d’omah kampoeng

Es teh tarik dan es lemon teh.
- Kebersihan
Sepenglihatan saya, rumah makannya bersih, sehabis orang makan dan pulang, langsung dibersihkan. Tidak ada sampah berserakan di lantai. Disediakan tempat cuci tangan di luar rumah makan.
- Parkir
Untuk motor disediakan parkir yang lumayan luas di depan rumah makan. Sementara untuk mobil disediakan di sebelah rumah makan.
Secara keseluruhan, saya beri nilai 7,5 dari 10. Menurut saya cocoklah jadi tempat sesekali untuk makan di luar. Tampilan oke, harga bersahabat. Bingung ajak keluarga makan di Kraksaan? Ke sini aja. Semoga bermanfaat ya. 🙂
penasaran, ketan bubu itu kaya gimana?
Tempatnya menyenangkan.. jadi ingat tempat tinggal orang tua saya dulu yang dinding temboknya dari batu bata. Makanannya juga gak malah banget ya Mbak
Paling suka sama tempat kuliner yang instagramable plus menunya enak dan ramah kantong, (tetap yang ini, mah!)
Di Balikpapan kalau tempat seperti ini, pasti dijamin bikin kantong jebol.